Langit
berwajah suram pertanda hujan akan turun, aku bergegas berlari menyelamatkan
diriku dari rintik-rintik hujan yang mulai membasahi tubuhku.
Padahal
baru saja ku berangkat menuju sekolahku yang tidak jauh dari rumahku, di saat
dingin mulai menghantui tubuhku ku lihat seorang anak kecil sedang berdiri
melamun menundukkan kepalanya, karena diriku yang penasaran ku hampiri anak itu
dengan perlahan.
“dik, adik kenapa sendirian saja?”
Ia hanya diam, tiba-tiba muncul hawa tidak enak di dalam tubuhku, jelas saja hanya kami berdua yang berada di emperan toko yang sudah lama mati, yang konon dikata orang angker, tiba-tiba tangan kecilnya menarik bajuku, pertanda ia ingin menunjukan sesuatu, kemudian ku ikuti langkah kecilnya menuju suatu tempat, tempat yang asing bagiku, aku merasa sebelumnya aku belum pernah melihat tempat ini.
“dik, adik kenapa sendirian saja?”
Ia hanya diam, tiba-tiba muncul hawa tidak enak di dalam tubuhku, jelas saja hanya kami berdua yang berada di emperan toko yang sudah lama mati, yang konon dikata orang angker, tiba-tiba tangan kecilnya menarik bajuku, pertanda ia ingin menunjukan sesuatu, kemudian ku ikuti langkah kecilnya menuju suatu tempat, tempat yang asing bagiku, aku merasa sebelumnya aku belum pernah melihat tempat ini.
“dik,
adik mau kemana? Tempat apa ini?” tanyaku dengan penuh keheranan, mungkin ini
adalah rumahnya, batinku
Tiba-tiba jari kecilnya menunjukan sebuah rumah tua yang cukup besar nan kuno, setelah anak ini membuatku penasaran, ku hampiri rumah itu hingga tiba tepat di depan pintu kayu yang sudah lapuk dimakan usia.
Tiba-tiba jari kecilnya menunjukan sebuah rumah tua yang cukup besar nan kuno, setelah anak ini membuatku penasaran, ku hampiri rumah itu hingga tiba tepat di depan pintu kayu yang sudah lapuk dimakan usia.
“pemisi
apakah ada orang?” sambil mengetuk pintu
“aaagggkkkhhh!!!” Betapa kagetnya aku setelah melihat siapa yang membukakan pintu, seorang ibu yang tidak ada matanya, penuh dengan luka dan darah, aku bergerak mundur berusaha menganggap ini adalah halusinasiku saja, tapi ku merasa tubuhku menyenggol sesuatu dan kulihat ternyata anak kecil itu juga sama dengan apa yang tadi aku lihat di dalam rumah itu, tidak cuman satu tapi banyak orang yang kondisinya mengenaskan meminta tolong kepadaku, mereka perlahan menghampiriku, mengepungku dan hingga akhirnya aku tidak sadarkan diri.
“aaagggkkkhhh!!!” Betapa kagetnya aku setelah melihat siapa yang membukakan pintu, seorang ibu yang tidak ada matanya, penuh dengan luka dan darah, aku bergerak mundur berusaha menganggap ini adalah halusinasiku saja, tapi ku merasa tubuhku menyenggol sesuatu dan kulihat ternyata anak kecil itu juga sama dengan apa yang tadi aku lihat di dalam rumah itu, tidak cuman satu tapi banyak orang yang kondisinya mengenaskan meminta tolong kepadaku, mereka perlahan menghampiriku, mengepungku dan hingga akhirnya aku tidak sadarkan diri.
“dek,
bangun dekk!”
Aku perlahan membuka mataku melihat seorang pemulung membangunkanku, lalu ia menceritakan semuanya bahwa ia menemukan ku di dalam toko itu, dan konon katanya sebelum dibangun pertokoan, ada rumah yang dibantai oleh perampok dan jasadnya masih di biarkan begitu saja hingga waktu berlalu, seorang membangun pertokoan tepat di atas rumah itu, hingga penghuni merasa terganggu akan keberadaan toko itu dan akhirnya ia gulung tikar karena sering merasakan penampakan setiap harinya.
Aku perlahan membuka mataku melihat seorang pemulung membangunkanku, lalu ia menceritakan semuanya bahwa ia menemukan ku di dalam toko itu, dan konon katanya sebelum dibangun pertokoan, ada rumah yang dibantai oleh perampok dan jasadnya masih di biarkan begitu saja hingga waktu berlalu, seorang membangun pertokoan tepat di atas rumah itu, hingga penghuni merasa terganggu akan keberadaan toko itu dan akhirnya ia gulung tikar karena sering merasakan penampakan setiap harinya.
Dan
setiap orang berdiam diri disitu akan ditampakan oleh anak kecil yang ingin
memberitahu agar jasad mereka semua dikubur selayaknya.
“Intannn!”
teriak kakak ku dari kejauhan
Lalu kakak ku bilang aku sudah menghilang dari rumah sejak 13 hari yang lalu. Sejak saat itu aku tidak pernah berangkat sekolah sendirian dan tiap kali aku melihat pertokoan tersebut anak kecil dan keluarganya melambaikan tangan sambil menunjukan senyum mistis kepadaku.
Lalu kakak ku bilang aku sudah menghilang dari rumah sejak 13 hari yang lalu. Sejak saat itu aku tidak pernah berangkat sekolah sendirian dan tiap kali aku melihat pertokoan tersebut anak kecil dan keluarganya melambaikan tangan sambil menunjukan senyum mistis kepadaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar